East Java Times – Durasi pasar malam di Alun-Alun Ponorogo pada 2025 ini memecahkan rekor. Gelaran night market yang selalu menandai datangnya malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadan hingga usai Lebaran itu berlangsung sebulan nutuk (penuh) selama 37 hari. Bupati Sugiri Sancoko menyempatkan membuka pasar malam (Minggu, 16 Maret) dan menutupnya Senin (21/4).
‘’Roda perekonomian berputar lebih cepat selama gelaran pasar malam. Bermacam ragam barang dagangan laku, semua elemen masyarakat khususnya pelaku UMKM merasakan dampak positifnya, Jualan pentol laku, jualan es laku, parkir laku, sampai jualan celengan dari tanah liat laris manis,’’ ungkap Kang giri saat menutup pasar malam dari area Paseban Alun-Alun Ponorogo. Ini.
Bupati Ponorogo dua periode yang mantan pegiat event organizer itu berharap gelaran pasar malam tahun depan lebih meriah dan menarik. Dominasi pedagang lokal bakal mendapat porsi 82 persen dari rasio 70:30 seperti sekarang Pemkab menyediakan ukuran stand beragam mulai 2×2 meter hingga 10×10 meter untuk wahana permainan. ‘’Kami utamakan pelaku usaha dan pemilik wahana mainan lokal Ponorogo. Teman-teman dari luar daerah tetap mendapat porsi karena mereka juga mencari nafkah sama seperti kita,’’ terang Kang Giri.
Tidak dapat lagi dimungkiri, para pedagang mengalami masa panen selama gelaran pasar malam. Bersamaan itu, Pemkab Ponorogo ikut mendulang sumber pendapatan asli daerah (PAD) dari sewa stand awal, retribusi harian dengan hitungan perkalian per luasan stand, dan retribusi parkir. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperdakum) Ponorogo Ringga Dwi Heri Irawan buru-buru menegaskan bahwa pemerintah daerah bukan bermaksud ingin berbisnis dengan masyarakatnya dari event pasar malam. ‘’Melainkan bagian dari upaya memutar kincir perekonomian,’’ tegas Ringga sembari menyebut 37 hari gelaran pasar malam mampu menyumbang PAD senilai Rp 575 juta.
Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa belum lengkap rasanya berlebaran tanpa berkunjung ke pasar malam. Warga kerap berombongan ketika datang ke alun-alun. Pedagang makanan dan minuman, pakaian serta mainan anak-anak merasakan larisnya berniaga. Bersamaan itu, penyedia wahana permainan juga padat peminat. Tak ketinggalan, para pemudik ingin bernostalgia dengan mendatangi pasar malam. (*)
*(Sumber: Pemkab Ponorogo)